Dalam perkembangan selanjutnya, istilah simposium diartikan sebagai suatu kegiatan semacam rapat atau pertemuan sosial yang di dalamnya terdapat kegiatan tukar gagasan atau ide-ide secara bebas. Di samping itu. istilahsimposium juga diartikan sebagai suatu konferensi yang diorganisasikan untuk mendiskusikan beberapa pokok masalah atau beberapa bidang kajian secara lebih khusus. Selain itu, pada jaman sekarang simposium diartikan sebagai suatu bentuk diskusi dengan tempat duduk yang diatur secara khusus. Di dalam pertemuan diskusi tersebut selalu dihadiri oleh para pakar (sebagai pembicara utamannya) dan para pakar atau ilmuwan lain sebagai partisipannya.
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.
Simposium hampir sama dengan panel,hanya lebih bersifat formal.Pemresaran harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah yang disorot dari sudut keahlian masin-masing.Perana moderator tidak seaktif dalam diskusi panel,tetapi sebalikn ya para pendengar atau peserta yang lebih aktif berpartisipasi.Masalah yang dibahas dalam simposium mempunyai ruang lingkup yang luas,sehingga perlu ditinjaub dari berbagai sudut atau ospek ilmu untuk mendapatkan perbandingan.Pada simposium diadakan sanggahanm umum terhadap suatu prasarana dan sanggahan itu disusun secara tertulis.Para pesrta dapat mengemukakan pendapatnya secara langsung kepada pemresaran melalui modorator.Dalam simposium tidak di ambil; suatu keputusan,tetapi hanya untuk mendapatkan perbandingan tentang suatu masalah.
Penggunaan Simposium
Simposium dapat digunakan :
1. Untuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu.
2. Jika kelompok peserta besar.
3. Kalau kelompok membutuhkan keterampilan yang ringkas.
4. Jika ada pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti).
Tata Laksana Simposium
Pelaksanaan simposium biasanya dapat dilakukan dengan teknik dan langkah-langkah sebagai berikut
- Mula-mula moderator membuka simposium dan memperkenalkan para pakar yang akan berpidato secara ilmiah.
- Para pakar menyampaikan pidato ilmiahnya (masing-masing pembicara berpidato selama 5 s.d. 15 menit).
- Para pakar lain (responder) bertanya, menyanggah, atau menyempurnakan pidato dari pembicara dalam simposium.
- Para pembicara yang mendapat sanggahan menjawab bergai pertanyaan dari reswponder.
- Begitu selanjutnya sehingga terjadi diskusi ilmiah antara para pakar (pembicara) dengan para akar lain (responder).
- Jika perdebatan menyimpang dari topik diskusi, moderator dapat meluruskan jalannya diskusi.
- Jika waktu diskusi sudah habis atau kegiatan perdebatan dianggap sudah cukup, maka moderator dapat mengakhirinya dengan membuat kesimpulan sementara dengan dibantu sekretaris.
- Setelah kegiatan diskusi dalam simposium selesai, tim perumus mengadakan rapat kecil dan merumuskan secara tertulis hasil simposium tersebut.
- Jika hasil simposium sudah tertulis atau tercetak, maka hasil simposium tersebut dapat disebarluaskan pada peserta simposium atau kepada para ilmuwan lain yang membutuhkannya.
Kelebihan Simposium
- Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
- Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.
- Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang lebih menarik.
- Dapat direncanakan jauh sebelumnya.
Kelemahan Simposium
- Kurang spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
- Kurang interaksi kelompok.
- Menekankan pokok pembicaraan.
- Agak terasa formal.
- Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
- Sulit mengadakan kontnol waktu.
- Secara umum membatasi pendapat pembicara.
- Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
- Cenderung dipakai secara berlebihan. Pengertian Simposium.
Ciri-ciri Simposium
- Melibatkan kelompok ahli yang membahas topik tertentu
- Seorang juru bicara membuat pertanyaan
- Kemudian dilanjutkan ke diskusi panel
Peranan Penting dalam Diskusi Simposium
Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap perlu saja. Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah. Simposium dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas mengatur jalannya diskusi. Pendengar bertanya dan para ahli menjawab.
Hal Lain dalam Simposium
Di dalam pelaksanaan simposim, pembiara dibatasi oleh waktu yang tersedia. Hal ini disebabkan bahwa para pakar yang bergiliran berbicara saling menunggu giliran untuk menyampaikan argumentasi ilmiahnya. Oleh sebab itu, pembicara dalam simposium harus berbicara secara padat, ringkas, dan lugas. Dalam kaitannya dengan hal ini, Monroe (1955: 10) mengemukakan bahwa peserta simposim layak berbicara bila:
- Pembicara diminta menjawab pertanyaan secara langsung (speak, of course, when you are asked a direct question);
- Pembicara memiliki komentar atau saran yang bernalar untuk disampaikan (speak when you have an intelligent comment or suggestion to make);
- Pembicara dapat membuat lebih jelas dari permasalahan yang membingungkan (speak when you can make clear an idea another has badly muddled);pembicara ingin meluruskan suatu kesalahan (speak when you can correct an error);
- Pembicara ingi menambah informasi pertanyaan (speak when you can offer added information upon the question);
- Pembicara mengajukan pertanyaan ilmiah (speak when you can ask an intellegent question);
- Pembicara ingin menyelipkan humor di dalam situasi diskusi yang "gersang" (speak when you can inject humor into an otherwise dry discussion); dan tidak berbicara menyimpang dari pokok pembicaraan (do not speak beside the point).
Pengaturan tempat duduk di dalam simposium beraneka ragam, tegantung dari banyak atau sedikitnya peserta simposium. Sebagai contoh, di bawah ini akan diilustrasikan posisi tempat duduk dalam simposium murni (bukan forum simposium).
Model U: ModeL O:
P1P2P3P4 | P1P2P3P4
|
AAAA | AAAA RRRRRR
AAAAS | AAAAS RRRRRR
AAAAM | AAAAM RRRRRR
AAAA | AAAA RRRRRR
| RRRRRR
RRRRRRRRRRRRRRR | RRRRRRRR
RRRRRRRRRRRRRRR | RRRRRRRR
RRRRRRRRRRRRRRR | RRRRRRRR
RRRRRRRRRRRRRRR | RRRRRRRR
RRRRRRRRRRRRRRR | RRRRRRRR
Dimana:
P1 = Pakar (pembicara pertama);
P2 = Pakar (pembicara kedua);
P3 = Pakar (pembicara ketiga);
P4 = Pakar (pembicara kempat);
M = Moderator (ketua tim perumus);
S = Sekretaris (sekretaris tim perumus);
A = Anggota tim perumus; dan
R = Pakar sebagai Responder.
Contoh Simposium
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai sebuah Negara yang memiliki hutan tropic terluas ketiga di dunia, dengan ekosistem hutan, flora dan fauna yang beragam serta merupakan sumber daya yang mempunyai peranan sangat penting untuk menunujang keseimbangan ekosistem alam. Namun seiring dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi nasional, tekanan terhadap sumber daya hutan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat deforestasi di Negara ini. Apabila hal tersebut tidak segera ditindak lanjuti, maka diperkirakan jumlah hutan di Indonesia tidak dapat mencukupi kebutuhan negara dalam kurun waktu 20 tahun mendatang.
Dengan dilaksanakannya kegiatan simposium nasional ini, diharapkan dapat mempertemukan tenaga-tenaga ahli Geomatika (Geodesi) maupun disiplin ilmu lain, instansi-instansi terkait serta masyakarat umum sehingga diperoleh kesepakatan maupun kerjasama antara berbagai pihak demi meningkatkan sestem penyediaan data dan strategi pengolahan hutan yang ideal secara berkelanjutan, serta diharapkan mampu meningkatkan kesadaran seluruh elemen bangsa ini untuk mempertahankan produktivitas hutan dalam jangka panjang sehingga dapat memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.
TUJUAN
- Mengidentifikasi besarnya potensi dan ancaman deforesasi sumber daya hutan yang dimiliki Indonesia.
- Sebagai fasilitator terjadinya komunikasi dan kerjasama dari pihak dalam usaha penyusunan arah kebijakan pengelolaan hutan yang ideal
- Tercetus Ide dan konsep pemikiran tentang teknologi penyediaan data sistem pemantauan hutan serta ekosistem didalamnya.
- Menumbuhkan Kesadara masyarakat bangsa dari negara tentang pentingnya menjaga dan melestarikan hutan.
PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa,24 Maret 2009
Pukul : 08.00-16.00 BBWI
Tempat : Ruang Sidang Pasca Sarjana Lt 3 Kampus ITS Surabaya
KEYNOTE SPEAKER
H.M.S Kaban SE,M.Si (Menteri Kehutanan)
PEMBICARA
1. Prof.Dr.Aris Poniman (Kepala Deputi Bidang Survey SDA BAKOSURTANAL)
2. Ir.Nur.Hidayat.Dipl Ing(kepala Deputi Bidang Indraja LAPAN)
3. Prof.Dr.Ir.Bangun MS.DEA
4. Dr.Mubariq Ahmad (CEO WWF Inonesia)
CONTACT PERSON
1.Riko (085746165780)
2.Ratna (085649013885)