√ Makalah Kisah Nabi Ishak As

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ishak (sekitar 1761 SM – 1638 SM) adalah putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Ishak. Ishak diutus untuk masyarakat Kana’an di wilayah Al-Khalil Palestina. Kisah Nabi Ishak sangat sedikit diceritakan dalam Al-Qur’an. Nabi Ishak disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 15 kali. Sedangkan keutamaan Nabi Ishak disebutkan 9 kali dan kenabian Ishak 10 kali. Dikatakan bahwa ia memiliki 2 anak dan meninggal di Alkhalil Hebron Palestina. Nama Ishak berasal dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berarti tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Ishak bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Ishaq menikah dengan Revkah binti Bethul menikah pada tahun 2088 SM. Dari pernikahan ini Ishaq memiliki dua anak kembar Ishak dan Eswa (Isu).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana riwayat perjalanan hidup Nabi Ishak As?

2. Hikmah dan pelajaran apa yang dapat dipetik dari kisah Nabi Ishak As?

C. Tujuan

1. Menyajikan riwayat-riyawat penting seputar perjalanan hidup Nabi Ishak As.

2. Menyajikan kisah Kaum Nabi Ishak As.

3. Memberikan pemahaman kepada pembaca akan pentingnya hidup berdasarkan tuntunan Nabi dan Rasul utusan Allah SWT.

4. Mengambil hikmah dan pelajaran dari kaum-kaum zaman dahulu untuk meningkatkan keimanandan ketaqwaan kepada Allah SWT.


BAB II PEMBAHASAN

Ishak (sekitar 1761 SM – 1638 SM) adalah putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Ishak.

Ishak diutus untuk masyarakat Kana’an di wilayah Al-Khalil Palestina. Kisah Nabi Ishak sangat sedikit diceritakan dalam Al-Qur’an. Nabi Ishak disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 15 kali. Sedangkan keutamaan Nabi Ishak disebutkan 9 kali dan kenabian Ishak 10 kali. Dikatakan bahwa ia memiliki 2 anak dan meninggal di Alkhalil Hebron Palestina.

Nama Ishak berasal dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berarti tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Ishak bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Ishaq menikah dengan Revkah binti Bethul menikah pada tahun 2088 SM. Dari pernikahan ini Ishaq memiliki dua anak kembar Ishak dan Eswa (Isu).

Sebelum kelahiran Ishak, Sarah dan suaminya, Ibrahim mendapat kabar gembira dari Allah melalui malaikat Jibril. Dalam pesan itu malaikat Jibril menyampaikan pesan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ishak yang kelak akan menjadi seorang nabi. Namun, Sarah tersenyum karena merasa heran dan aneh. Dia merasa aneh karena tidak mungkin dia dan suaminya dapat memberi keturunan jika usia mereka sudah cukup tua, aitu Sarah berusia 90 tahun dan Nabi Ibrahim 100 tahun. Ishaq pun akhirnya terlahir di kota Kana’an pada tahun 1761 SM.

Ishak merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya untuk berdakwah di jalan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishak belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishak menikah dengan wanita Kana’an karena masyarakatnya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Karena itu, Ibrahim memerintah seorang pelayan untuk pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu adalah adalah Rafqah binti Batuwael bin Nahur, saudara Ibrahim yang kemudian dinikahkan dengan Ishak.

Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rafqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua Ishak yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Ishak lebih menyayangi Al-Aish daripada Ishak. Dari Ishak-lah kemudian terlahir nabi-nabi Bani Israil. Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 180 tahun.

Nabi Ishak, anak kedua Nabi Ibrahim daripada perkawinannya dengan Sarah adalah seorang anak yang soleh. Perkataan Ishak berasal daripada bahasa Ibrani, yaitu Yashhak. Ia diistilahkan demikian karena ibunya tertawa sendirian apabila mengetahui dia bakal melahirkan anak.

Nabi Ishak dilahirkan ketika ibunya berusia 90 tahun, manakala bapanya 100 tahun. Ini disebabkan Sarah sebelum itu mandul dan kelahiran Ishak terlalu lama jaraknya dengan kelahiran Ismail oleh ibunya, Hajar. Jadi, tidak heran Sarah tertawa bersendirian karena gembira apabila diberitahu malaikat dia bakal melahirkan anak.

Jika keturunan Nabi Ismail melahirkan bangsa Arab Musta’ribah, keturunan Nabi Ishak pula melahirkan Bani Israel. Bermula daripada anaknya, Yaakub, muncul ramai nabi dari kalangan Bani Israel. Firman Allah: “Dan Kami jadikan kenabian dan al-Kitab pada keturunannya.”

Ishak adalah seorang yang soleh. Keberkatannya dikhususkan Allah seperti keberkatan pada bapanya, Nabi Ibrahim. Firman Allah yang bermaksud: “Dan Kami beri dia khabar gembira dengan (kelahiran) Ishak, seorang nabi yang termasuk orang soleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishak dan antara cucunya ada yang berbuat baik dan ada yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.”

Allah menguraikan kebijaksanaan Ibrahim, anaknya, Ishak dan cucunya, Yaakub dalam firmannya: “Dan ingatlah hamba Kami bahwa Ibrahim, Ishak dan Yaakub mempunyai perbuatan besar dan ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan mereka) akhlak tinggi, yaitu senantiasa mengingatkan (manusia) kepada akhirat. Dan mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang pilihan yang paling baik.”

Kenabian Ishak juga dijelaskan Allah melalui firman-Nya yang bermaksud: “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadanya sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi yang kemudiannya. Dan Kami telah memberikan wahyu kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yaakub dan anak cucunya, Isa, Yunus, Harun, Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”

Al-Quran tidak menjelaskan mengenai Nabi Ishak secara khusus. Namun menurut riwayat, pada saat Nabi Ibrahim hampir menemui ajal, Nabi Ishak mahu berkawin. Tetapi Nabi Ibrahim tidak mau Ishak berkawin dengan wanita Kan’an karena mereka tidak mengenali Allah.

Bapanya kemudian mengutuskan seorang hamba untuk melamar gadis di Hanan (Iraq). Gadis yang dipilih bernama Rifqah binti Bitauel bin Nahur. Nahur adalah saudara Nabi Ibrahim, manakala Rifqah adalah cucu saudaranya.

Genap 10 tahun perkawinan mereka, Ishak dikurniakan dua anak lelaki, yaitu ‘Iso (dalam bahasa Arab disebut Al-Ish) dan Yaakub. Ishak lebih menyayangi Al-Ish daripada Yaakub karena merasa tidak senang berikutan Rifqah menyayangi Yaakub.

Ishak selalu meminta Al-Ish menghidangkan makanan untuknya, namun pada satu ketika Rifqah meminta Yaakub terlebih dulu menghidangkan makanan. Kemudian Ishak terus makan dan mendoakan kebaikan untuk Yaakub. Al-Ish yang nampak keadaan itu lantas memarahi Yaakub, lalu mengugut saudaranya itu.

Rifqah yang melihat kejadian itu meminta kebenaran Ishak untuk menyuruh Yaakub pergi ke rumah saudaranya bernama Laban di kawasan Haron, Iraq. Ini bertujuan supaya Yaakub akhirnya tinggal di sana dan berkawin dengan anak saudaranya. Setiba di Haron, Yaakub menghambakan diri kepada ibu saudaranya itu.

Dia ingin berkawin dengan anak gadis ibu saudaranya yang bernama Rahil. Tetapi bapa saudaranya mau mengawinkannya dengan Lai’ah, iaitu kakak kepada Rahil.

Yaakub berkata: “Saya hanya mahu berkawin dengan Rahil, puteri pak cik yang lebih cantik berbanding kakaknya.” Bapa saudaranya berkata: “Menurut kebiasaan, kami tidak memperkenankan perkawinan anak yang lebih muda mendahului kakaknya. Jika kamu menginginkan adiknya, kamu perlu bekerja lagi selama tujuh tahun.”

Bagaimanapun, akhirnya Yaakub mengawini kedua-dua anak bapa saudaranya itu (syariat yang diizinkan ketika itu). Yaakub tinggal selama 20 tahun bersama ibu dan bapa saudaranya sebelum kembali ke pangkuan keluarganya di Kan’an (Palestin). Yaakub merasa kepulangan akan dihalang saudaranya, Al-Ish.

Bagi mengelak sembarang kejadian tidak diingini, Yaakub mengutuskan anaknya supaya memberikan hadiah kepada Al-Ish, sekaligus menggembirakannya. Al-Ish mengosongkan kediamannya kepada Yaakub, manakala dia sendiri berpindah ke gunung Sya’ir.

Yaakub terus berada di samping bapanya. Selepas itu, Nabi Ishak memberikan tempat tinggal di Habrun kepada Yaakub. Kawasan itu kemudian dipanggil Al-Halil.

Ahli sejarah menjelaskan nama Yaakub digunakan sebagai perkataan Israel. Isra membawa erti hamba, kesucian, manusia atau muhajir, manakala el berarti Allah. Jadi, Israel adalah merujuk kepada hamba daripada kesucian Allah.

Nabi Ishak yang wafat ketika berusia 180 tahun dikebumikan di Jirun (kini Madinah). Ada juga mengatakan nabi Ishak disemadikan di al-Mughirah, tempat bapanya dikebumikan.

Nabi Ishaq adalah putera nabi Ibrahim dari isterinya Sarah, sedang Nabi Ismail adalah puteranya dari Hajr, dayang yang diterimanya sebagai hadiah dari Raja Namrud.

Tentang Nabi Ishaq ini tidak dikisahkan dalan Al-Quran kecuali dalam beberapa ayat di antaranya adalah ayat 69 sehingga 74 dari surah Hud, seperti berikut:

" Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami {malaikat-malaikat} telah datang kepada Ibrahim membawa khabar gembira mereka mengucapkan "selamat".Ibrahim menjawab: "Selamatlah" maka tidak lama kemudian Ibrahim menjamu daging anak sapi yang dipanggang. 70. Mak tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata " Jangan kamu takut sesungguhnya kami adalah {malaikat-malaikat} yang diutus untuk kaum Luth." 71. dan isterinya berdiri di sampingnya lalu di tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira akan {kelahiran} Ishaq dan sesudah Ishaq {lahir pula} Ya'qup. 72. Isterinya berkata " sungguh mengherankan apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua juga? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang aneh. 73. Para malaikat itu berkata " Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? { itu adalah} rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu hai ahlulbait! sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. 74. Mak tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya dia pun bersoal jawab dengan {malaikat-malaikat} Kami tentang kaum Luth." { Hud : 69 ~ 74 }

Selain ayat-ayat yang tersebut di atas yang membawa berita akan lahirnya Nabi Ishaq daripada kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia yang menurut sementara riwayat bahwa usianya pada waktu itu sudah mencapai sembilan puluh tahun, terdapat beberapa ayat yang menetapkan kenabiannya di antaranya ialah ayat 49 surah "Maryam" sebagai berikut:

" Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya'qup. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi."

Dan ayat 112 dan 113 surah "Ash-Shaffaat" sebagai berikut :

" 112. Dan Kami dia khabar gembira dengan {kelahiran} Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang soleh. 113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada {pula} yang zalim terhadap dirinya dengan nyata."

Diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim wafat pada usia 175 tahun. Nabi Ismail pada usia 137 tahun dan Nabi Ishaq pada usia 180 tahun.


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Ishak (sekitar 1761 SM – 1638 SM) adalah putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Ishak. Ishak diutus untuk masyarakat Kana’an di wilayah Al-Khalil Palestina. Kisah Nabi Ishak sangat sedikit diceritakan dalam Al-Qur’an. Nabi Ishak disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 15 kali. Sedangkan keutamaan Nabi Ishak disebutkan 9 kali dan kenabian Ishak 10 kali. Dikatakan bahwa ia memiliki 2 anak dan meninggal di Alkhalil Hebron Palestina. Nama Ishak berasal dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berarti tertawa / tersenyum. Kata itu didapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari malaikat Jibril.

Ishak merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya untuk berdakwah di jalan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishak belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishak menikah dengan wanita Kana’an karena masyarakatnya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Karena itu, Ibrahim memerintah seorang pelayan untuk pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu adalah adalah Rafqah binti Batuwael bin Nahur, saudara Ibrahim yang kemudian dinikahkan dengan Ishak.

B. Saran Semoga kehadiran makalah ini, dapat memberikan khasanah ilmu bagi para pembaca, khususnya kepada diri penyusun sendiri. Sekelumit kisah-kisah para nabi lainnya dapat memberikan pencerahan sebagai modal hidup bagi kita semua.

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.